Seluruhkhabar di atas membuktikan bahwa para wali Allah telah mencapai derajat ini. Dalil 5 Kita melihat bahwa dalam kebiasaan, seseorang yang diangkat sebagai pelayan khusus oleh seorang raja dan diizinkan masuk ke ruang untuk bersenang-senang, maka ia juga diberi kekhususan untuk melakukan apa yang tidak bisa dilakukan orang lain.
Kedalamanmakna filosofi Punakawan menunjukkan bahwa para Wali punya alasan kuat memakai wayang sebagai sarana dakwah. Berkat inilah misi syiar Islam di tanah Jawa berjalan mulus, damai, tanpa paksaan, sekaligus menyenangkan. Hasilnya, ajaran Islam pun menyebar dengan relatif cepat dan mudah diterima oleh rakyat Jawa.
KisahNabi Yusuf merupakan kisah indah yang sangat komprehensif, dimana kisah ini diceritakan secara runtut dari sejak Yusuf masih belia hingga dewasa, dari sebagai manusia biasa hingga menjadi Nabi, dari sebagai rakyat biasa hingga menjadi pejabat negara. Bergulirnya perjalanan kisah yang begitu panjang tentu saja dipenuhi
Diantara tanda-tanda seorang Mukmin adalah mencari derajat yang lebih tinggi di antara dua derajat yang ada di segala urusan, sehingga mencapai derajat orang-orang yang berbakti kepada Allah." Mendengar nasihat itu, Syaqiq al-Balkhi menjadi terharu, dan sambil mencium tangan sang guru ia berkata, "Engkau benar-benar guru kami."
AbuyaDimyati, begitu panggilan hormat masyarakat kepadanya, terlahir tahun 1925 di tanah Banten, salah satu bumi terberkahi. Tepatnya di Kabupaten Pandeglang. Abuya Dimyathi dikenal sosok ulama yang cukup sempurna dalam menjalankan perintah agama, beliau bukan saja mengajarkan dalam ilmu syari'ah tetapi juga menjalankan kehidupan dengan pendekatan tasawuf, tarekat yang dianutnya tarekat
Sementeraitu, ketika Hasyim meninggal, hartanya dikuasai oleh Naufal, adiknya yang terkecil. Setelah dewasa, Abdul Muthalib hendak meminta harta ayahnya, tetapi Naufal menolak. Abdul Muthalib pun meminta bantuan kerabat ibunya yang tinggal di Yatsrib. Orang-orang Yatsrib mengirimkan 80 pasukan berkuda.
6X2fkLt. › Buku›Ziarah Para Wali, Perpaduan... Wali Berandal Tanah Jawa merupakan buku yang menggugat terhadap ragam buku Islam ortodoks yang semakin menguat di Indonesia. Fenomena ini menarik George Quinn, untuk meneliti praktik perpaduan Islam, sejarah dan mitos OlehMartinus Danang Pratama Wicaksana 5 menit baca Tradisi ziarah di Jawa merupakan gugatan terhadap ragam buku Islam ortodoks yang semakin menguat di Indonesia. Praktik ini memadukan antara keimanan Islam dengan sejarah lokal yang dibumbui oleh Cover buku Wali Berandal Tanah JawaData Buku Judul buku Wali Berandal Tanah JawaPengarang George QuinnPenerbit Kepustakaan Populer GramediaTahun terbit 2021Jumlah halaman xvi+552 halamanMakam para wali Allah atau situs-situs keramat hampir tersebar di seluruh Pulau Jawa dan Madura. Lokasi nya ada yang tersembunyi karena bersebelahan dengan masjid, di puncak-puncak gunung, atau di tengah hutan. Namun, tempat-tempat tersebut justru banyak didatangi orang untuk berdoa memohon keselamatan dan orang Jawa, situs ziarah menjadi sebuah penanda hubungan antara mereka dengan para leluhurnya. Tempat-tempat itu biasanya memiliki cerita serta mitos beragam sehingga membuat peziarahh terkagum-kagum. Namun, tidak jarang cerita tersebut sangat jauh menyimpang dari kenyataan ini menarik George Quinn, seorang peneliti dari Australia untuk menelaahnya dalam bukunya yang berjudul Wali Berandal Tanah Jawa. Sebelumnya, buku ini telah diterbitkan pada tahun 2019 dalam edisi Bahasa Inggris berjudul Bandit Saints of Java How Java’s Eccentric Saints are Challenging Fundamentalist Islam in Modern menawarkan informasi historis tentang tempat-tempat ziarah di Pulau Jawa dan Madura namun juga kisah legenda para wali. Sumber referensinya tidak hanya kitab sastra Jawa kuno dan Kitab Suci Al-Qur’an. Namun, ia juga mewawancarai juru kunci dan para peziarah. Bahkan Quinn tidak segan-segan ikut larut melakukan ritual bersama peziarah .Wali “berandal”Proses penyebaran agama Islam di Nusantara dilakukan oleh para wali yang lebih dikenal sebagai Wali Sembilan atau Wali Sanga. Mereka adalah para ulama yang melakukan dakwah Islam dengan cara melebur dalam praktik kultural di masyarakat. Hal ini membuat masyarakat Jawa dengan mudah memeluk agama Islam di tengah pesatnya kerajaan yang beragama Hindu-Buddha saat ulasannya yang pertama dalam buku ini Quinn mengangkat kisah salah satu Wali Sanga yang bernama Sunan Kalijaga. Sebelum menjadi seorang wali menurut teks berjudul Suluk Linglung Sunan Kalijaga, Sunan Kalijaga bernama asli Raden Mas Said putra dari adipati Tuban. Suatu ketika ia berselisih paham dengan ayahnya yang sering menimbun bahan makanan padahal rakyat jelata di Tuban banyak yang ini memicu Raden Mas Said untuk keluar dari istana menjarah gudang makanan ayahnya kemudian dibagikan secara sembunyi-sembunyi kepada masyarakat yang kelaparan. Ia juga mengganti namanya menjadi Brandhal Lokajaya. Istilah brandhal terang-terangangan menegaskan profesinya sebagai perampok atau bandit. Kisah inilah yang menjadi inspirasi Quinn dalam memberikan judul bukunyaNamun, Quinn tidak mengangkat semua cerita tentang Wali Sanga. Ia memilih beberapa wali yang ceritanya dianggap unik dan kontroversial, tetapi makamnya diziarahi oleh banyak orang. Apabila diurutkan, akan ditemukan sepuluh wali yang terdapat dalam buku ini antara lain Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Jayabaya, Ki Boncolono, Sunan Panggung, Mbah Priok, Mbah Maridjan, Pangeran Jimat, Eyang Jugo, dan Sultan memilih mereka tidak semata-mata karena pengaruhnya dalam sejarah Islamisasi di Indonesia. Ada beberapa tokoh di luar dari lingkaran para wali namun dipercaya oleh masyarakat memiliki kedekatan dengan Allah pada masa hidupnya. Mereka adalah Jayabaya, Mbah Maridjan, dan Ki Boncolono yang dianggap membawa pengaruh besar dalam Islamisasi di tingkat satu contohnya adalah kisah Jayabaya yang merupakan raja dari Kerajaan Kediri di abad ke-12 dikemas ulang menjadi seorang Muslim. Menurut cerita, Raja Jayabaya mengundang seorang pedagang Muslim dari Persia bernama Wasil Syamsudin ke istananya. Kemudian, Raja Jayabaya belajar ilmu ladzuni dan ilmu isyaroh yang kemudian berdampak besar ketika menyusun kitab Jangka Jayabaya. Kitab tersebut berisikan ramalan yang akan terjadi di Jawa. Beberapa ramalannya diyakini kebenarannya oleh orang Islam..Kompas Para peziarah berdoa di Makam Sunan Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Selasa 11/10. Setiap hari ratusan orang berziarah untuk memohon berkah dan mendoakan salah satu Wali Songo yang menyebarkan syiar Islam di Pulau Jawa Ikhsan Mahar SAN11-10-2016Laku ritualPraktik ziarah sebenarnya merupakan tradisi yang diwariskan dari kaum abangan di tanah Jawa. Istilah abangan sendiri berasal dari kajian Clifford Geertz dalam bukunya The Religion of Java. Geertz membagi masyarakat Jawa menjadi tiga kelompok yakni priyayi, santri, dan abangan. Menurut Geertz, Muslim santri adalah kelompok yang taat menjalankan setiap peraturan dalam ajaran Islam, bertolak belakang dengan Setiap bulan Ruwah, banyak peziarah mengunjungi Masjid Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Sabtu 16/7. Selain berziarah ke masjid yang dibangun Wali Songo itu, mereka juga mengunjungi makam Sultan Demak pertama Raden Patah dan Museum Masjid Hendriyo Widi HEN16-07-2011Kaum abangan merupakan Islam sinkretik yang berpusat di lingkungan pedesaan Jawa. Meskipun menyebut dirinya Muslim, mereka tidak mempedulikan aturan ketat di dalam ajaran Islam. Mereka juga merangkul beragam kepercayaan terhadap roh, perdukunan, dan ilmu gaib sehingga makam keramat menjadi unsur induk bagi abangan. Sehingga, tak mengherankan aktivitas ziarah ke makam-makam keramat erat kaitannya dengan kelompok melakukan laku ritual dengan cara berdoa kepada wali setempat entah sebagai tokoh yang memiliki kekuatan gaib atau sebagai perantara antara manusia dan Allah. Kelompok ini juga mempersembahkan sesaji dan hadiah pembacaan ayat suci disertai dengan permohonan meminta keberkahan atau dalam ungkapan bahasa Jawanya ngalap berkah. Ragam ibadah ini dipandang sebagai “transaksi” kepada wali atau Allah, atau bentuk perjanjian untuk “membayar” dalam bentuk tertentu jika bantuan yang diminta masa kiniPada masa kini praktik ziarah lokal menjadi populer bagi sebagian orang namun ada sedikit perubahan dalam melakukan laku ziarah yang dianggap sesat. Quinn melihat bahwa kaum santri mulai tertarik untuk mendatangi makam-makam keramat. Beberapa faktor pendorongnya adalah frustasi akibat penantian panjang untuk bergilirian naik haji, bisnis wisata spiritual, dan upaya mengurangi rasa kebosanan dalam melakukan ziarah di ziarah kini semakin banyak mengurangi praktik gaya abangan. Semakin banyak papan tulisan yang menonjolkan ragam ibadah baku dan peringatan tentang perilaku sesat. Beberapa acara peringatan di tempat ziarah yang dahulu sarat akan daya magis mulai disesuaikan dengan ragam Islam ortodoks seperti pembacaan Al-Qur’an secara massal dan pengajian melalui Kementerian Pariwisata juga mendorong ziarah lokal tidak hanya bermanfaat dari segi rohani saja tetapi juga menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar makam keramat. Hal ini kemudian memunculkan sektor jasa yang diberi label wisata ziarah, wisata religi, dan bahkan wisata syari’a. Litbang Kompas
Tawasul Wali Songo Bahasa Arab adalah kisah spiritual yang terinspirasi dari perjalanan para wali Allah di Jawa. Para wali Allah ini dikenal sebagai Wali Songo, dan mereka memiliki peran penting dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia pada masa Wali Songo ini memiliki cara tersendiri dalam menyebarkan agama Islam. Mereka tidak hanya menggunakan bahasa Jawa, tapi juga bahasa Arab. Bahasa Arab memiliki nilai penting dalam agama Islam, karena bahasa ini digunakan dalam kitab suci Al-Quran. Oleh karena itu, para Wali Songo juga menggunakan bahasa Arab dalam menyebarkan agama Islam di satu kisah spiritual yang terkenal dari Wali Songo adalah Tawasul Wali Songo Bahasa Arab. Kisah ini menginspirasi banyak orang untuk lebih dekat dengan agama Islam, dan memahami nilai-nilai spiritual yang terkandung di Wali Songo Bahasa Arab adalah doa yang digunakan para Wali Songo untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Doa ini berisi permohonan kepada Allah SWT untuk memberikan keberkahan, perlindungan, dan keselamatan dalam menjalani Tawasul Wali Songo Bahasa Arab ini terdiri dari beberapa kalimat yang berisi permohonan kepada Allah SWT. Doa ini juga mengandung nilai-nilai spiritual yang sangat penting dalam agama ArabTerjemahan Bahasa Indonesiaأَنْتَ اللّٰهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَEngkau Allah, tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Engkauأَنْتَ الْقَدِيْمُ وَأَنْتَ الْجَدِيْدُEngkau Maha tua dan Engkau Maha baruأَنْتَ رَبِّيْ وَأَنَا عَبْدُكَEngkau adalah Rabb-ku dan aku adalah hamba-Muأَنْتَ رَبِّيْ لَا أُشْرِكُ بِكَ شَيْئًاEngkau adalah Rabbku, aku tidak menyekutukan-Mu dengan sesuatu apapunأَنْتَ رَبِّيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِيْEngkau adalah Rabbku dan aku adalah hamba-Mu, aku menganiaya diriku sendiriفَاغْفِرْ لِيْ جَمِيْعَ ذُنُوْبِيْMaka ampunilah semua dosakuإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَSesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali EngkauDoa Tawasul Wali Songo Bahasa Arab ini sering kali dibaca oleh umat Islam, terutama di Indonesia. Doa ini menjadi salah satu doa yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Selain itu, doa ini juga sering dibaca dalam acara-acara keagamaan, seperti pengajian, sholawat, dan lain itu Wali Songo?Source Songo adalah para wali Allah yang memiliki peran penting dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia pada masa lalu. Mereka adalah ulama-ulama besar yang memiliki ilmu agama yang tinggi dan menjalankan ajaran Islam dengan Wali Songo ini memiliki cara tersendiri dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia. Mereka tidak hanya menggunakan bahasa Jawa, tapi juga bahasa Arab. Bahasa Arab memiliki nilai penting dalam agama Islam, karena bahasa ini digunakan dalam kitab suci Al-Quran. Oleh karena itu, para Wali Songo juga menggunakan bahasa Arab dalam menyebarkan agama Islam di Wali Songo ini memiliki banyak pengikut dan disegani oleh masyarakat di Indonesia. Mereka memiliki pengaruh yang besar dalam menjaga dan mengembangkan agama Islam di Saja Kisah Spiritual dari Wali Songo?Para Wali Songo memiliki banyak kisah spiritual yang penuh makna. Kisah-kisah ini menginspirasi banyak orang untuk lebih dekat dengan agama Islam dan memahami nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya. Berikut beberapa kisah spiritual dari Wali SongoKisah Sunan KalijagaSource Kalijaga adalah salah satu dari Wali Songo yang terkenal. Beliau dikenal sebagai ulama yang sangat dekat dengan rakyat kecil. Sunan Kalijaga memiliki banyak kisah spiritual yang menginspirasi banyak satu kisah spiritual yang terkenal dari Sunan Kalijaga adalah ketika beliau memperlihatkan kebesaran Allah SWT kepada raja Majapahit. Pada waktu itu, raja Majapahit merasa sombong dan meremehkan Sunan Kalijaga. Maka, beliau memperlihatkan kebesaran Allah SWT dengan cara memasukkan seekor ular ke dalam tas yang ditaruh di depan raja Majapahit. Saat dibuka, ternyata tas itu berisi aneka macam benda, termasuk seekor ular yang sudah Sunan MuriaSource Muria adalah salah satu dari Wali Songo yang terkenal. Beliau dikenal sebagai ulama yang sangat memperjuangkan agama Islam di satu kisah spiritual yang terkenal dari Sunan Muria adalah ketika beliau berhasil mengalahkan setan yang meresahkan masyarakat. Saat itu, setan tersebut menampakkan diri sebagai kijang hitam yang berbahaya. Sunan Muria berhasil mengalahkan setan tersebut dengan cara membaca ayat-ayat suci Sunan BonangSource Bonang adalah salah satu dari Wali Songo yang terkenal. Beliau dikenal sebagai ulama yang sangat memperjuangkan agama Islam di satu kisah spiritual yang terkenal dari Sunan Bonang adalah ketika beliau berhasil menyembuhkan penyakit lepra. Saat itu, lepra adalah penyakit yang sangat menakutkan dan belum ada obatnya. Sunan Bonang berhasil menyembuhkan penyakit tersebut dengan cara membaca ayat-ayat suci Al-Quran dan memberikan doa kepada orang yang terkena penyakit Tawasul Wali Songo Bahasa Arab Dapat Menginspirasi Kita?Tawasul Wali Songo Bahasa Arab adalah doa yang sangat menginspirasi banyak orang untuk lebih dekat dengan agama Islam dan memahami nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya. Doa ini juga mengandung pesan-pesan yang sangat penting dalam kehidupan satu pesan yang terkandung dalam doa Tawasul Wali Songo Bahasa Arab adalah tentang pentingnya mengakui kebesaran Allah SWT. Dalam doa ini, kita diingatkan bahwa hanya Allah SWT yang berhak diibadahi dan hanya Allah SWT yang dapat mengampuni dosa-dosa Tawasul Wali Songo Bahasa Arab juga mengajarkan kita untuk selalu merendahkan diri dan mengakui bahwa kita hanyalah hamba Allah SWT. Dalam doa ini, kita memohon ampun atas dosa-dosa kita dan berharap agar Allah SWT memberikan keberkahan, perlindungan, dan keselamatan dalam menjalani Tawasul Wali Songo Bahasa Arab juga mengajarkan kita untuk selalu berpegang teguh pada ajaran agama Islam. Doa ini mengandung nilai-nilai spiritual yang sangat penting dalam agama Islam, seperti keimanan, ketaqwaan, dan kecintaan kepada Allah Wali Songo Bahasa Arab adalah kisah spiritual yang terinspirasi dari perjalanan para Wali Songo di Jawa. Doa ini berisi permohonan kepada Allah SWT untuk memberikan keberkahan, perlindungan, dan keselamatan dalam menjalani kehidupan. Doa ini juga mengandung nilai-nilai spiritual yang sangat penting dalam agama Wali Songo memiliki banyak kisah spiritual yang penuh makna. Kisah-kisah ini menginspirasi banyak orang untuk lebih dekat dengan agama Islam dan memahami nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya. Kisah-kisah ini juga mengajarkan kita tentang kebesaran Allah SWT dan pentingnya berpegang teguh pada ajaran agama Tawasul Wali Songo Bahasa Arab seringkali dibaca oleh umat Islam, terutama di Indonesia. Doa ini menjadi salah satu doa yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Selain itu, doa ini juga sering dibaca dalam acara-acara keagamaan, seperti pengajian, sholawat, dan lain memahami nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam Tawasul Wali Songo Bahasa Arab, kita dapat menjadi lebih dekat dengan agama Islam dan memperkuat iman kita kepada Allah SWT. Semoga kita selalu diberikan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjalani hidup dengan penuh keberkahan, perlindungan, dan video of Tawasul Wali Songo Bahasa Arab Kisah Spiritual yang Menginspirasi
Di antara para wali yang lain, Kanjeng Sunan Kalijaga bisa dikatakan satu-satunya wali yang menggunakan pendekatan yang pas yaitu budaya Jawa. Dia sadar, tidak mungkin menggunakan budaya lain untuk menyampaikan ajaran sangkan paraning dumadi’ secara arab tidak cocok diterapkan di Jawa karena manusia Jawa sudah hidup sekian ratus tahun dengan budayanya yang sudah mendarah daging. Bahkan, setelah “dilantik” menjadi wali, dia mengganti jubahnya dengan pakaian Jawa memakai blangkon atau udeng’.Nama mudanya Raden Syahid, putra adipati Tuban yaitu Tumenggung Wilatikta dan Dewi Nawangrum. Kadpiaten Tuban sebagaimana Kadipaten yang lain harus tunduk di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Nama lain Tumenggung Wilatikta adalah Ario Tejo IV, keturunan Ario Tejo III, II dan I. Ario Tejo I adalah putra Ario Adikoro atau Ronggolawe, salah seorang pendiri Kerajaan Majapahit. Jadi bila ditarik dari silsilah ini, Raden Syahid sebenarnya adalah anak turun pendiri kerajaan Syahid lahir di Tuban saat Majapahit mengalami kemunduran karena kebijakan yang salah kaprah, pajak dan upeti dari masing-masing kadipaten yang harus disetor ke Kerajaan Majapahit sangat besar sehingga membuat miskin rakyat jelata. Suatu ketika, Tuban dilanda kemarau panjang, rakyat hidup semakin sengsara hingga suatu hari Raden Syahid bertanya ke ayahnya “Bapa, kenapa rakyat kadipaten Tuban semakin sengsara ini dibuat lebih menderita oleh Majapahit?”. Sang ayah tentu saja diam sambil membenarkan pertanyaan anaknya yang kritis Syahid yang melihat nasib rakyatnya merana, terpanggil untuk berjuang dengan caranya sendiri. Cara yang khas anak muda yang penuh semangat juang namun belum diakui eksistensinya; menjadi “Maling Cluring”, yaitu pencuri yang baik karena hasil curiannya dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin yang menderita. Tidak hanya mencuri, melainkan juga merampok orang-orang kaya dan kaum bangsawan yang hidupnya ketika, perbuatan mulia namun tidak lazim itu diketahui oleh sang ayah dan sang ayah tanpa ampun mengusir Raden Syahid karena dianggap mencoreng moreng kehormatan keluarga adipati. Pengusiran tidak hanya dilakukan sekali namun beberapa kali. Saat diusir Raden Syahid kembali melakukan perampokan namun sialnya dia tertangkap pengawal kadipaten hingga sang ayah kehabisan akal sehat.“Syahid anakku, kini sudah waktunya kamu memilih, kau yang suka merampok itu pergi dari wilayah Tuban atau kau harus tewas di tangan anak buahku”. Syahid tahu dia saat itu harus benar-benar pergi dari wilayah Tuban dan akhirnya, dia pun dengan hati gundah pergi tanpa arah tujuan yang jelas. Suatu hari dalam perjalanannya di hutan Jati Wangi, dia bertemu lelaki tua yang kemudian memperkenalkan dirinya sebagai Sunan Bonang. Sunan Bonang adalah putra dan murid Sunan Ampel yang berkedudukan di Bonang, dekat yang ingin merampok Sunan Bonang akhirnya harus bertekuk lutut dan Syahid akhirnya berguru pada Sunan Bonang. Oleh Bonang yang saat itu sudah jadi guru spiritual ini, Syahid diminta duduk diam bersila di pinggir sungai. Posisi duduk diam meneng ini di kalangan para yogi dikenal dengan posisi meditasi. Syahid saat itu telah bertekad untuk mengubah orientasi hidupnya secara total seratus delapan puluh derajat. Yang awalnya dia berjuang dalam bentuk fisik, menjadi perjuangan dalam bentuk batin metafisik. Dia telah meninggalkan syariat masuk ke ruang hakekat untuk mereguk nikmatnya makrifat. Namun syarat yang diajarkan Sunan Bonang cuma satu duduk, diam, meneng, mengalahkan diri/ego dan patuh pada sang guru sejati kesadaran ruh. Untuk menghidupkan kesadaran guru sejati ruh yang sekian lama terkubur dan tertimbun nafsu dan ego ini, Bonang menguji tekad Raden Syahid dengan menyuruhnya untuk diam di pinggir perintahnya hanya diminta untuk diam tok, tidak diminta untuk dzikir atau ritual apapun. Cukup diam atau meneng di tempat. Dia tidak diminta memikirkan tentang Tuhan, atau Dzat Yang Adikodrati yang menguasai alam semesta. Tidak, Sunan Bonang hanya meminta agar sang murid untuk patuh, yaitu DIAM, MENENG, HENING, PASRAH, SUMARAH, SUMELEH. Awalnya, orang diam pikirannya kemana-mana. Namun sekian waktu diam di tempat, akal dan keinginannya akhirnya melemas dan akhirnya benar-benar tidak memiliki daya lagi untuk berpikir, energi keinginan duniawinya lepas landas dan lenyap. Raden Syahir mengalami suwung total, fana total karena telah hilang sang diri/ego.“BADANKU BADAN ROKHANI, KANG SIFAT LANGGENG WASESA, KANG SUKSMA PURBA WASESA, KUMEBUL TANPA GENI, WANGI TANPA GANDA, AKU SAJATINE ROH SAKALIR, TEKA NEMBAH, LUNGO NEMBAH, WONG SAKETI PADA MATI, WONG SALEKSA PADA WUTA, WONG SEWU PADA TURU, AMONG AKU ORA TURU, PINANGERAN YITNA KABEH….”Demikian gambaran kesadaran ruh Raden Syahid kala itu. Berapa lama Raden Syahid diam di pinggir sungai? Tidak ada catatan sejarah yang pasti. Namun dalam salah satu hikayat dipaparkan bahwa sang sunan bertapa hingga rerumputan menutupi tubuhnya selama lima tahu. Setelah dianggap selesai mengalami penyucian diri dengan bangunnya kesadaran ruh, Sunan Bonang menggembleng muridnya dengan kawruh ilmu-ilmu agama. Dianjurkan juga oleh Bonang agar Raden Syahid berguru ke para wali yang sepuh yaitu Sunan Ampel di Surabaya dan Sunan Giri di Gresik. Raden Syahid yang kemudian disebut Sunan Kalijaga ini menggantikan Syekh Subakir gigih berdakwah hingga Semenanjung Malaya hingga Thailand sehingga dia juga diberi gelar Syekh Malaya.“KESADARAN INSAN KAMIL”Malaya berasal dari kata ma-laya yang artinya mematikan diri. Jadi orang yang telah mengalami “mati sajroning urip” atau orang yang telah berhasil mematikan diri/ego hingga mampu menghidupkan diri-sejati yang merupakan guru sejati-NYA. Sebab tanpa berhasil mematikan diri, manusia hanya hidup di dunia fatamorgana, dunia apus-apus, dunia kulit. Dia tidak mampu untuk masuk ke dunia isi, dan menyelam di lautan hakikat dan sampai di palung satu ajaran Sunan Kalijaga yang didapat dari guru spiritualnya, Sunan Bonang, adalah ajaran hakikat shalat sebagaimana yang ada di dalam SULUK WUJIL UTAMANING SARIRA PUNIKI, ANGRAWUHANA JATINING SALAT, SEMBAH LAWAN PUJINE, JATINING SALAT IKU, DUDU NGISA TUWIN MAGERIB, SEMBAH ARANEKA, WENANGE PUNIKU, LAMUN ARANANA SALAT, PAN MINANGKA KEKEMBANGING SALAM DAIM, INGARAN TATA KRAMA. Unggulnya diri itu mengetahui HAKIKAT SALAT, sembah dan pujian. Salat yang sesungguhnya bukanlah mengerjakan salat Isya atau maghrib. Itu namanya sembahyang. Apabila disebut salat, maka itu hanya hiasan dari SALAT DAIM, hanya tata krama.Di sini, kita tahu bahwa salat sejati adalah tidak hanya mengerjakan sembah raga atau tataran syariat mengerjakan sholat lima waktu. Salat sejati adalah SALAT DAIM, yaitu bersatunya semua indera dan tubuh kita untuk selalu memuji-Nya dengan kalimat penyaksian bahwa yang suci di dunia ini hanya Tuhan HU-ALLAH, DIA ALLAH. Hu saat menarik nafas dan Allah saat mengeluarkan nafas. Sebagaimana yang ada di dalam Suluk Wujil PANGABEKTINE INGKANG UTAMI, NORA LAN WAKTU SASOLAHIRA, PUNIKA MANGKA SEMBAHE MENENG MUNI PUNIKU, SASOLAHE RAGANIREKI, TAN SIMPANG DADI SEMBAH, TEKENG WULUNIPUN, TINJA TURAS DADI SEMBAH, IKU INGKANG NIYAT KANG SEJATI, PUJI TAN PAPEGETAN. Berbakti yang utama tidak mengenal waktu. Semua tingkah lakunya itulah menyembah. Diam, bicara, dan semua gerakan tubuh merupakan kegiatan menyembah. Wudhu, berak dan kencing pun juga kegiatan menyembah. Itulah niat sejati. Pujian yang tidak pernah berakhirJadi hakikat yang disebut Sholat Daim nafas kehidupan yang telah manunggaling kawulo lan gusti, yang manifestasinya adalah semua tingkah laku dan perilaku manusia yang diniatkan untuk menyembah-Nya. Selalu awas, eling dan waspada bahwa apapun yang kita pikirkan, apapun yang kita kehendaki, apapun yang kita lakukan ini adalah bentuk yang dintuntun oleh AKU SEJATI, GURU SEJATI YANG SELALU MENYUARAKAN KESADARAN HOLISTIK BAHWA DIRI KITA INI ADALAH DIRI-NYA, ADA KITA INI ADALAH ADA-NYA, KITA TIDAK ADA, HANYA DIA YANG ADA. Sholat daim ini juga disebut dalam SULUK LING LUNG karya Sunan Kalijaga SALAT DAIM TAN KALAWAN, MET TOYA WULU KADASI, SALAT BATIN SEBENERE, MANGAN TURU SAHWAT NGISING. Jadi sholat daim itu tanpa menggunakan syariat wudhu untuk menghilangkan hadats atau kotoran. Sebab kotoran yang sebenarnya tidak hanya kotoran badan melainkan kotoran batin. Salat daim boleh dilakukan saat apapun, misalnya makan, tidur, bersenggama maupun saat membuang kotoran.Ajaran makrifat lain Sunan Kalijaga adalah IBADAH HAJI. Tertera dalam Suluk Linglung suatu ketika Sunan Kalijaga bertekad pergi ke Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji. Di tengah perjalanan dia dihentikan oleh Nabi Khidir. Sunan dinasehati agar tidak pergi sebelum tahu hakikat ibadah haji agar tidak tersesat dan tidak mendapatkan apa-apa selain capek. Mekah yang ada di Saudi Arabia itu hanya simbol dan MEKAH YANG SEJATI ADA DI DALAM DIRI. Dalam suluk wujil disebutkan sebagai berikutNORANA WERUH ING MEKAH IKI, ALIT MILA TEKA ING AWAYAH, MANG TEKAENG PRANE YEN ANA SANGUNIPUN, TEKENG MEKAH TUR DADI WALI, SANGUNIPUN ALARANG, DAHAT DENING EWUH, DUDU SREPI DUDU DINAR, SANGUNIPUN KANG SURA LEGAWENG PATI, SABAR LILA ING ING MEKAH TULYA NGIDERI, KABATOLLAH PINIKANENG TENGAH, GUMANTUNG TAN PACACANTHEL, DINULU SAKING LUHUR, LANGIT KATON ING NGANDHAP IKI, DINULU SAKING NGANDHAP, BUMI ANENG LUHUR, TINON KULON KATON WETAN, TINON WETAN KATON KULON IKU SINGGIH TINGALNYA AWELASAN.Tidak tahu Mekah yang sesugguhnya. Sejak muda hingga tua, seseorang tidak akan mencapai tujuannya. Saat ada orang yang membawa bekal sampai di Mekah dan menjadi wali, maka sungguh mahal bekalnya dan sulit dicapai. Padahal, bekal sesungguhnya bukan uang melainkan KESABARAN DAN KESANGGUPAN UNTUK MATI. KESABARAN DAN KERELAAN HIDUP DI DUNIA. Masjid di Mekah itu melingkar dengan Kabah berada di tengahnya. Bergantung tanpa pengait, maka dilihat dari atas tampak langit di bawah, dilihat dari bawah tampak bumi di atas. Melihat yang barat terlihat timur dan sebaliknya. Itu pengelihatan yang terbalik.Maksudnya, bahwa ibadah haji yang hakiki adalah bukanlah pergi ke Mekah saja. Namun lebih mendalam dari penghayatan yang seperti itu. Ibadah yang sejati adalah pergi ke KIBLAT YANG ADA DI DALAM DIRI SEJATI. Yang tidak bisa terlaksana dengan bekal harta, benda, kedudukan, tahta apapun juga. Namun sebaliknya, harus meletakkan semua itu untuk kemudian meneng, diam, dan mematikan seluruh ego/aku dan berkeliling ke kiblat AKU SEJATI. Inilah Mekah yang metafisik dan batiniah. Memang pemahaman ini seperti terbalik, JAGAD WALIKAN. Sebab apa yang selama ini kita anggap sebagai KEBENARAN DAN KEBAIKAN MASIHLAH PEMAHAMAN YANG DANGKAL. APA YANG KITA ANGGAP TERBAIK, TERTINGGI SEPERTI LANGIT DAN PALING BERHARGA DI DUNIA TERNYATA TIDAK ADA APA-APANYA DAN SANGAT RENDAH bekal agar sukses menempuh ibadah haji makrifat untuk menziarahi diri sejati? Bekalnya adalah kesabaran dan keikhlasan. Sabar berjuang dan memiliki iman yang teguh dalam memilih jalan yang barangkali dianggap orang lain sebagai jalan yang sesat. Ibadah haji metafisik ini akan mengajarkan kepada kita bahwa episentrum atau pusat spiritual manusia adalah BERTAWAF. Berkeliling ke RUMAH TUHAN, berkeliling bahkan masuk ke AKU SEJATI dengan kondisi yang paling suci dan bersimpuh di KAKI-NYA YANG MULIA. Tujuan haji terakhir adalah untuk mencapai INSAN KAMIL, yaitu manusia sempurna yang merupakan kaca benggala Kalijaga adalah manusia yang telah mencapai tahap perjalanan spiritual tertinggi yang juga telah didaki oleh Syekh Siti Jenar. Berbeda dengan Syekh Siti Jenar yang berjuang di tengah rakyat jelata, Sunan Kalijaga karena dilahirkan dari kerabat bangsawan maka dia berjuang di dekat wilayah kekuasaan. Di bidang politik, jasanya terlihat saat akan mendirikan kerajaan Demak, Pajang dan Mataram. Sunan Kalijaga berperan menasehati Raden Patah penguasa Demak agar tidak menyerang Brawijaya V ayahnya karena beliau tidak pernah berlawanan dengan ajaran akidah. Sunan Kalijaga juga mendukung Jaka Tingkir menjadi Adipati Pajang dan menyarankan agar ibukota dipindah dari Demak ke Pajang karena Demak dianggap telah kehilangan kultur yang terletak di pedalaman cocok untuk memahami Islam secara lebih mendalam dengan jalur Tasawuf. Sementara kota pelabuhan jalurnya syariat. Jasa lain Sunan Kalijaga adalah mendorong Jaka Tingkir Pajang agar memenuhi janjinya memberikan tanah Mataram kepada Pemanahan serta menasehati anak Pemanahan, yaitu Panembahan Senopati agar tidak hanya mengandalkan kekuatan batin melalui tapa brata, tapi juga menggalang kekuatan fisik dengan membangun tembok istana dan menggalang dukungan dari wilayah sekeliling. Bahkan Sunan Kalijaga juga mewariskan pada Panembahan Senopati baju rompi Antakusuma atau Kyai Gondhil yang bila dipakai akan kebal senjata apapun. TOPIK LAINNYAciri ciri keturunan brawijaya v, jodoh satrio piningit, Ciri keturunan Aji Saka, Pangeran sangga buana, asal usul mahesa suro, Ciri-ciri fisik keturunan Banten, ciri-ciri keturunan jaka tingkir, Ciri-ciri KETURUNAN Tubagus, ciri keturunan batoro katong, silsilah keturunan dewi lanjar
Unduh PDF Unduh PDF Perjalanan spiritual adalah proses yang sejatinya perlu ditempuh setiap orang untuk mengenali masalah hidupnya, jati dirinya yang sejati, dan caranya untuk berdamai dengan dunia. Meski demikian, tujuan utama perjalanan spiritual bukanlah untuk menemukan jawaban, melainkan terus mempertanyakan segala hal. Jika ingin mengetahui gambaran perjalanan spiritual yang ideal, sayangnya Anda tidak akan menemukannya di dalam artikel ini. Namun, jika Anda ingin mengetahui berbagai alat bantu yang penting untuk menyokong perjalanan spiritual tersebut, artikel ini mungkin dapat memberikan jawaban yang Anda butuhkan. 1 Pahamilah bahwa ini adalah perjalanan pribadi Anda. Faktanya, perjalanan spiritual setiap orang, baik yang dilakukan untuk mengatasi masalah ataupun merangkul kesempatan, adalah proses yang unik. Meski demikian, beberapa pelaku perjalanan spiritual tetap akan menggunakan alat bantu dan/atau bergerak di jalur yang serupa, dan tidak ada yang salah dengan itu.[1] Yang terpenting, selalu ingat bahwa sekalipun nasihat dari orang lain mungkin terdengar berguna, tidak seorang pun berhak mengontrol arah perjalanan spiritual Anda! Satu-satunya orang yang bertanggung jawab terhadap arah perjalanan tersebut adalah diri Anda sendiri sebagai pelakunya. Jika salah satu atau beberapa langkah yang tercantum dalam artikel ini membuat Anda stres atau bahkan tersakiti, jangan melakukannya dan/atau cari alternatif lain yang lebih bermanfaat untuk menuntun proses kontemplasi Anda. Ingat, tidak ada satu pun agama yang memiliki kebenaran mutlak. Jika sebuah agama atau pengikutnya mulai terasa mengontrol atau menakut-nakuti Anda, mundurlah sejenak dan jika ingin, silakan mempelajari isu spiritualitas dari sumber yang berbeda. 2 Tuliskan pemikiran dan perasaan Anda di sebuah jurnal khusus. Sejatinya, inilah awal perjalanan Anda. Di dalam jurnal tersebut, tuliskan seluruh pemikiran, perasaan, ketakutan, dan ekspektasi yang Anda miliki. Secara khusus, rekam pemikiran sehari-hari Anda, maupun pandangan jangka panjang Anda terkait banyak hal. Setiap minggu, baca kembali isi jurnal Anda untuk mengontemplasikan segala bentuk pencapaian dan tantangan yang Anda hadapi pada minggu tersebut. Kemudian, gunakan hasil perenungan tersebut sebagai latihan dasar untuk memahami kekhawatiran, harapan, dan ambisi Anda secara lebih kontekstual. Praktik tersebut kerap disebut “rutinitas menulis jurnal kesadaran diri."[2] Tujuannya adalah mengungkap pola pemikiran terutama yang negatif yang selama ini mengontrol hidup Anda, agar setelahnya Anda bisa berfokus untuk mengubahnya. 3 Tetapkan tujuan dan jadikan tujuan tersebut sebagai prioritas Anda. Secara khusus, jurnal kesadaran diri dapat membantu mengelola pemikiran Anda demi mencapai tujuan tersebut. Bagi banyak orang, perjalanan spiritual dapat membantu mereka untuk lebih tenang dan tidak mudah marah. Selain itu, perjalanan spiritual juga cocok untuk Anda yang kerap merasa takut akan kematian, ingin memperkaya pemahaman mengenai dunia, atau kesulitan meninggalkan sistem kepercayaan yang lama. Mengingat hal ini adalah perjalanan Anda, niscaya Anda akan terbantu untuk pulih atau berubah, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Utamakan hal yang menarik minat Anda, baik secara intelektual maupun emosional. Pikirkan hal yang selama ini selalu membuat Anda penasaran, serta hal yang ingin Anda ubah demi mencapai gaya hidup yang lebih sehat. Jangan khawatir, perjalanan spiritual dapat mengakomodasi aspek intelektual maupun emosional dalam hidup Anda, kok! Selalu ingat bahwa tujuan spiritual Anda mungkin akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk tercapai, dan bisa terus berubah selagi berproses. Itulah mengapa, tidak perlu menentukan tenggat pencapaian tujuan agar tubuh dan pikiran Anda tidak stres. 4 Tentukan cakupan perjalanan Anda. Apakah ada satu tantangan dalam hidup yang perlu Anda atasi dengan bantuan ilmu spiritual? Atau, apakah Anda sedang ingin melakukan perubahan spiritualitas yang bersifat jangka panjang? Apakah Anda sekadar ingin menambahkan praktik meditasi ke dalam rutinitas harian, atau apakah Anda sedang mengalami krisis kepercayaan yang cukup parah? Ingat, alasan di balik keinginan Anda untuk melakukan perjalanan spiritual adalah hal yang wajib untuk direnungkan! Sebagaimana terapi, cakupan perjalanan spiritual setiap orang berbeda. Misalnya, ada orang-orang yang merasa perlu memfokuskan seluruh tenaga dan perhatiannya dalam perjalanan tersebut, karena tujuan mereka adalah untuk mengubah hubungan mereka dengan dunia di sekitar. Namun, ada pula orang-orang yang merasa hanya perlu meluangkan sedikit waktu dan perhatian mereka untuk melakukan perjalanan tersebut. Umumnya, perjalanan spiritual adalah proses panjang yang intensitasnya akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Spiritualitas adalah aspek penting dalam hidup setiap orang, dan tak seorang pun bisa memisahkan dirinya dari aspek tersebut dengan mudah. Oleh karena itu, izinkan cakupan perjalanan Anda untuk berubah, jika diperlukan. Iklan 1 Baca teks suci. Teks keagamaan seperti Kitab Suci, Kitab Taurat, Kitab Al-Qur’an, Kitab Tao Te Ching, Kitab Bhagawadgita, atau Kitab Upanisad dapat memperluas perspektif hidup Anda dan mampu memperkaya pandangan Anda akan keyakinan atau pemikiran orang-orang dengan keyakinan yang berbeda. Meski tidak perlu menyetujui seluruh ajaran yang dicantumkan, setidaknya Anda akan terbantu untuk memahami konteks dari setiap pertanyaan dan kesulitan yang muncul dengan mempelajari cara kitab yang bersangkutan menjelaskan sebuah pertanyaan spiritual dari waktu ke waktu. Selain itu, membaca teks suci juga dapat menggiring Anda ke jalan yang baru, dan mengizinkan Anda untuk mengajukan pertanyaan yang diksinya pun bahkan tidak Anda temukan sebelumnya. Jika memungkinkan, lengkapi ilmu yang Anda miliki dengan menempuh pendidikan formal. Secara khusus, cukup banyak universitas dan lembaga pendidikan formal lain yang menyediakan materi terkait praktik agama dan teks suci dari waktu ke waktu. Jika Anda juga membaca hasil penelitian ilmiah selain teks suci, pahamilah bahwa ada perbedaan yang sangat mendasar antara istilah “teologi” dan “studi religius.” Secara khusus, studi religius merupakan penelitian ilmiah yang dilakukan oleh pihak di luar institusi keagamaan, sementara teologi umumnya hanya ditulis oleh praktisi agama atau pihak yang berada di dalam institusi keagamaan.[3] 2 Berkonsultasilah dengan tokoh masyarakat yang berfokus kepada isu spiritualitas. Beberapa tokoh masyarakat yang memang berfokus pada isu-isu spiritualitas dapat memandu perjalanan Anda, beberapa di antaranya adalah pastor, pendeta, atau imam dari tempat ibadah yang Anda datangi. Biasanya, mereka tidak akan keberatan untuk berdiskusi dengan jemaahnya, dan membantu jemaahnya untuk membuat keputusan. Sebelum menemui tokoh keagamaan, sebaiknya hadiri beberapa ibadat atau acara keagamaan untuk memahami prinsip dasar komunitas tersebut. Institusi sipil lain mungkin juga memiliki staf yang telah dilatih untuk mengakomodasi topik-topik tertentu, seperti kehilangan atau kedukaan. Beberapa contoh institusi sipil yang dimaksud di atas adalah rumah sakit atau pos tentara. Namun, kemungkinan besar Anda harus menjadi anggota atau pengguna layanan tetap mereka agar bisa berkonsultasi dengan staf yang bersangkutan. 3 Baca atau dengarkan pemikiran tokoh spiritual yang populer. Sejatinya, ada cukup banyak penulis dan pembicara yang berfokus untuk mengomunikasikan ide-ide spiritual atau religius dengan cara yang relevan dengan kehidupan sehari-hari pendengarnya. Jika tertarik mengetahuinya, cobalah mencari buku yang berisi informasi semacam itu pada bagian “spiritual”, “agama”, atau “zaman baru” di perpustakaan atau toko buku. Selain itu, informasi serupa juga bisa didapatkan dari berbagai seminar atau diskusi buku yang diadakan oleh berbagai komunitas lokal, radio, maupun siniar daring yang kerap menyajikan hasil penelitian ahli dan kritik terkait teori spiritual, serta mewadahi diskusi terkait spiritualitas. Hindari figur yang terus-menerus meminta bantuan finansial, menjanjikan sesuatu yang terkesan bisa diandalkan, atau terkesan ingin menjual sesuatu. Umumnya, figur semacam itu tidak mengutamakan perjalanan spiritual Anda. Jika memiliki dana lebih, silakan mengikuti retret, perkemahan, dan pertemuan spiritual untuk memperluas cakrawala Anda dengan cara yang sehat, serta untuk berkenalan dengan orang-orang baru. 4 Jangan takut untuk meminta dukungan dari komunitas. Meski pelaku perjalanan spiritual umumnya digambarkan serupa dengan biksu yang selalu berdoa sendirian, faktanya tidaklah demikian. Dengan kata lain, perjalanan spiritual bisa dilakukan dengan bantuan orang lain juga, kok! Itulah mengapa, Anda tidak perlu takut untuk mengajukan pertanyaan atau mendiskusikan ide yang ingin disempurnakan kepada orang-orang terdekat. Jika ingin, hadiri pula pertemuan terkait topik tersebut yang diadakan oleh komunitas lokal. Apa pun tujuan Anda, baik untuk melatih praktik bermeditasi, mempelajari ilmu kesadaran diri, maupun sekadar untuk memperkaya ilmu budaya, belajar bersama orang lain mampu membuat prosesnya terasa lebih utuh dan memuaskan. Selain akan menemukan mentor, pada saat yang bersamaan Anda juga akan menemukan peluang untuk membantu orang lain. Alhasil, perjalanan spiritual Anda pun akan semakin kaya! Iklan 1 Bermeditasilah. Meditasi dapat mempertajam kesadaran diri, sekaligus mengurangi kecemasan dan menjernihkan pikiran Anda.[4] Secara khusus, meditasi merupakan teknik untuk memfokuskan pikiran ke diri sendiri, alih-alih ke hal-hal eksternal yang sejatinya kurang penting untuk dikontemplasikan. Umumnya, seseorang yang bermeditasi akan duduk di lantai dengan kaki bersila, sekalipun modifikasi seperti meditasi berjalan pun kini sudah mulai populer. Beberapa agama bahkan memiliki teknik meditasinya sendiri.[5] Yoga merupakan alat bantu fisik untuk menyokong proses kontemplasi dan memperjelas tujuan spiritual Anda. Praktik meditasi datang dalam berbagai variasi, dan bisa dengan mudah dipelajari dalam berbagai kegiatan sosial, seperti pertemuan rutin yang dipimpin oleh seorang ahli meditasi. Biasanya, Anda bisa mengikuti pertemuan tersebut secara gratis, atau setelah menyumbangkan sedikit donasi dalam bentuk uang maupun bentuk lain. 2 Berolahragalah untuk melengkapi kehidupan spiritual Anda. Dalam beberapa keyakinan, tubuh manusia diyakini sebagai kuil tempat jiwa-jiwa bersemayam. Itulah mengapa, menjaga kesehatan tubuh sangatlah penting jika ditinjau dari sudut pandang spiritual.[6] Terlebih lagi, berolahraga secara rutin mampu memperbaiki kesehatan mental Anda. Alhasil, depresi ringan dan pemikiran yang negatif pun dapat diredakan, atau bahkan dimusnahkan![7] Secara khusus, pendekatan yang seimbang dan menyeluruh terhadap kehidupan, termasuk berolahraga, dapat membuat Anda tetap membumi dan sadar secara mental, pun memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Tidak perlu memilih olahraga yang terlalu melelahkan! Faktanya, olahraga ringan sekalipun, jika dilakukan secara rutin di sepanjang minggu, dapat menjaga tubuh tetap bugar dan prima.[8] 3 Ciptakan ruang yang bisa digunakan untuk berkontemplasi. Ruang yang tenang dan bisa digunakan untuk berkontemplasi mampu melindungi melindungi Anda dari paparan informasi dan stres berlebih setiap harinya. Misalnya, di sela-sela aktivitas berkuliah atau bekerja, cobalah menciptakan satu ruang yang nyaman dan memadukan berbagai unsur penenang, seperti alam, pergerakan dan ritme, ketenangan, serta relaksasi, untuk meningkatkan kesadaran diri dan rasa membumi Anda.[9] Jika ingin, ruang tersebut juga bisa diciptakan di rumah atau bahkan kamar indekos, dan dikunjungi kapan pun merasa perlu mengalihkan diri sejenak dari kesibukan yang membebani dan memperbaiki kesehatan spiritual Anda. Ruang tersebut boleh dilengkapi dengan gambar, simbol, poster, aroma seperti aroma bunga, dan musik yang meditatif jika enggan nuansanya terlalu hening. 4 Evaluasi kondisi kesadaran alternatif Anda. Penelitian terkini mengenai tanaman psikoaktif seperti jamur psilocybin, DMT, dan mariyuana mengindikasikan bahwa zat yang terkandung dalam tanaman-tanaman tersebut mampu mendorong terbentuknya kepribadian yang lebih terbuka dan mudah menerima, bahkan setelah satu kali pemakaian saja.[10] Tanaman psikoaktif, yang sebagian besar di antaranya diasosiasikan dengan praktik perdukunan dan budaya tandingan teologi pada tahun 60-an, sejatinya mengandung obat-obatan yang menjadi subjek utama penelitian farmasi berkat kemampuan mereka untuk memengaruhi pola pikir seseorang secara positif, pun meredakan stres yang kronis.[11] Secara khusus, penggunaan zat psikoaktif yang terkontrol mungkin dapat meningkatkan pemahaman Anda akan praktik spiritual yang dilakukan. Sebagian besar tanaman tersebut dianggap ilegal untuk ditanam maupun dibudidayakan di Indonesia. Salah satu efek samping obat psikedelik yang populer adalah kebingungan atau disorientasi spiritual. Meski demikian, zat psikoaktif tetap dianggap berguna sejauh digunakan dalam jangka waktu yang singkat, dengan dosis yang terbatas, dan tentu saja, dengan persetujuan dokter. 5 Kunjungi tempat yang dianggap sakral dalam agama atau keyakinan Anda. Umumnya, sebuah lokasi dianggap suci atau sakral karena telah digunakan secara turun-temurun untuk mengakomodasi berbagai bentuk acara atau praktik keagamaan yang penting, seperti Vatikan di Roma. Beberapa situs bersejarah juga dianggap sakral dan selalu dibanjiri oleh pengunjung di sepanjang tahun, seperti Stonehenge di London. Sementara itu, ada pula tempat sakral yang hanya populer di kalangan sejarawan, seperti beberapa katedral.[12] Sering kali, tempat yang dianggap sakral dibangun dengan sangat megah dan mampu memancarkan aura keagungan di mata pengunjungnya. Dengan mengunjunginya, niscaya rasa hormat Anda terhadap sejarah, pun pemahaman spiritual Anda akan semakin dalam. Beberapa tempat sakral memiliki asosiasi sangat erat dengan peristiwa atau acara yang juga sakral, seperti ziarah Islam tahunan ke Makkah. Itulah mengapa, sebaiknya sesuaikan waktu kunjungan dengan kalender keagamaan Anda. 6 Evaluasi diri Anda. Dengan bantuan jurnal spiritual, teruslah memantau dampak latihan dan penelitian yang telah dilakukan terhadap perkembangan pola pikir Anda. Secara khusus, jurnal spiritual merupakan alat bantu yang penting untuk mengevaluasi hasil penemuan, keraguan, dan berbagai aspek yang baru muncul atau baru ditemukan dalam keyakinan Anda. Selagi melakukan proses eksplorasi, cobalah mengevaluasi frekuensi otak Anda untuk berpikir negatif. Apakah pemikiran negatif Anda semakin berkurang atau justru bertambah? Kemudian, lakukan berbagai perubahan yang diperlukan berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Perjalanan spiritual ada untuk mengakomodasi proses pencarian Anda, dan sekalipun situasinya tidak selalu nyaman, seharusnya dampak positifnya terhadap perkembangan hubungan Anda dengan diri sendiri dan orang lain dapat segera dirasakan, begitu pula manfaatnya untuk meningkatkan belas kasih Anda terhadap sekitar. Iklan Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Langit diam terhujam kakinya di ujung timur dan barat, menembus tanpa batas. Awan bergumpal-gumpal, pekat menghitam menutupi cahaya bulan. Suasana malam dingin tanpa kisaran angin. Hanya suara tonggeret terdengar dari kejauhan, dari arah rumah belakang tempat jalannya prosesi. Hening dalam nuansa, gelap dalam menanti, sepi sekali. Nafas terdengar satu-satu, berpadu dalam rahsa tak menentu, sebab sepertinya memang sedang dalamdiammenunggu. Menunggu sesuatu peristiwa yang bakalan terjadi namun tak ada yang mengerti, apakah yang bakalan terjadi nanti. Badan sudah mulai terasa kesemutan, aliran energi entah dari mana mulai merasuki. Dingin menjalar dari dalam dada sebelah kiri. Sebagaimana keadaan malambiasanya, romansanya, seperti menandakan hari akan segera turun hujan. Terlihat tetes rintiknya sudah jatuh satu-satu. Malam itu, adalahmalam yang menjadi satu rangkaian dengan peristiwa anehsiang hari tadi, peristiwa misteri yang kemudian nanti akan merubah jalan hidupMas Dikonthole, ya di Masjid Merah ini. Peristiwa luar biasa yang terjadisiang hari tadi, sehabis ashar. Peristiwa yang terus hingga malam ini menggetarkan sanubari, yang kemudian memaksa dirinya harus melaksanakan prosesi menuntaskannya di malam ini. Dan sekarang ini dia tengah bermalam sendirian, di masjid yang tanpa penghuni. Menginap secara sembunyi-sembunyi,bila diketahui penjaga masjid maka pasti Mas Dikonthole akan digelandang, sebab disangka masjid sangat keras, peziarah tidak diperbolehkan menginap di dalam ruangan masjid. Maka seluruh pintu gerbang, setelah sholat isya dikunci oleh juru kunci. Mestinya, tidak mungkin Mas Dikonthole dapat masuk ke dalam. Namun nyatanya Mas Dikonthole malam ini nekad bermalam, untuk sebuah prosesi. Mas Dikonthole memaksa, menerobos ke dalam masjiduntuk apa jadinya jika tertangkap para peziarah yang nekad, berakhir dipenjara. Namun bisikan sangat kuat agar dia bermalam di dalam ruangan masjid diantara dua tiang besar. Mengalahkan logikanya. Maka jalan bahayapun ditempuhnya, sehabis sholat isya, dia menghampiri salah satu warga, yang sholat, agar mau menolongnya. Itulah yang pertemuan setelah lewat sholat isya, sekitar jam delapan malam mereka akan bertemu di depan gerbang pintu masjid. Maka untuk mengisi waktu Mas Dkonthole keluar sebentar untukmembeli makanan. Setelah selesai makan, Mas Dikonthole menuju kembali ke masjid, rupanya penolongnya tak lama kemudian juga datang kesitu. Layaknya seorang pencuri, orang tersebut kemudian melompat ke dalam masjid melalui pagar depan, di samping kiri masjid. Dan tak lama kemudian, membukakan pintu belakang samping kanan masjid. Pintu yang hanya setinggi anak lima tahunan, hanya pas untuk masuk sambil menunduk saja. Pada saat itu Mas Dikonthole sempat was-was juga, harus mengendap-endap, bagaimana kalau ketahuan, kemudian disangka pencuri. Wah bisa babak belur jadinya. Namun diyakinkanlah dirinya, pasti Tuhan akan menolongnya. Apa boleh buat , dibulatkan saja tekadnya. Malam itu diapun berhasil masuk ke dalam ruangan masjid yang tak terjaga. Anehnya orang yang menolongnyapun seperti tergesa-gesa pergi, seperti ketakutan, dan dia pun melompat dari gerbang maka saat ini dia tengah diam dalam hening di dalam ruanganMasjid Merah, sendiri saja. Temannya yang satu perjalanan spiritual, yang diawal selalu berjalan bersamanya entah mengapa tidak mau menemani. Temannya memilihmelanjutkan perjalannya sendiri, katanya mengikuti takdirnya. Dan nanti dibagianlain, kisah perjalan temannya ini, akan dikisahkan. Saat mana perjalanannya seperti diarahkan ke tempat makam asli Syekh Siti Jenar. Dia seperti hilang kesadaran, menempuh perjalanan panjang ke tempat makam sang Syekh. ya, dia menemukan makam Syekh yang asli. Diantara perbukitan tinggi di Jawa Barat. Para wali yang menyembunyikan makamnya Dikontholediam di dalam masjid sendiri. Mengapa temannya mampu menemukan makamnya, ya karena sebab temannya ini masih ada titisan Sykeh Siti Jenar itu sendiri. Itulah jawaban yang diyakini Mas Dikonthole. Langit diam terhujam kakinya di ujung timur dan barat, menembus tanpa batas. Awan bergumpal-gumpal, pekat menghitam menutupi cahaya bulan. Suasana malam dingin tanpa kisaran angin. Hanya suara tonggeret terdengar dari kejauhan, dari arah rumah belakang tempat jalannya prosesi. Hening dalam nuansa, gelap dalam menanti, sepi sekali. Nafas terdengar satu-satu, berpadu dalam rahsa tak menentu, sebab sepertinya memang sedang Dikonthole masih rebahan di masjid menunggu prosesi puncak tepat jam 12 malam nanti. Masih kuat dalam kesadarannyakejadian siang haritadi, dimana peristiwa hebat telah terjadi, seperti layaknya sebuah peristiwa penyambutan luar biasa dari para wali kepada Mas Dikonthole. Teringatlah jelas dalam kesadaran, pada saat itu,dalam meditasinya,dirinya tersentak. Blegh..des..der.. !. Kesadarannya terhenyak, dalam kagetnya bertanya, “Duh ..Gusti benda apa ini ?.”Tiba-tiba serasa seperti laju angin berhenti bertiup, dan seiring dengan itu , sosok berjubah putih hadir dihadapan Mas Dikonthole. Seorang lelaki setengah baya, berpakaian jubah wali, mirip dengan pakaian kebesaran bangsawan dari baghdad lengkap dengan barisan para santri,yangmengiringi kemunculannya dari balik pintu ruang dalam Masjid Merah. Ruangan seperti hampa udara, sesak nafas dibuatnya. Energi putih seperti membentengi keberadaan sang wali yang terus menghampiri dimana Mas Dikonthole terjadi hanya sepersekian !. Sekelebatan saja, sosok wali itu, sudah didepan Mas Dikonthole seperti menghalangi pandangan. Dan seiring berhentinya desiran angin, seperti ada suara yang memerintahkan agar Mas Dikonthole membuka telapak tangannya, berbisik lembut saja, namun rahsanya begitu kuat merasuk kedalam relung hati. Tanpa sempat bertanya apa-apa, dan belum juga sempat kekagetannya. Sosok berjubah itu, begitu saja mengangsurkan tangannya kearah Mas Dikonthole. “Aku berikan kitab rahasia hikmah Al qur an …” Blam…der…!.Blegh..!.Dan tiba-tiba saja aliran listrik tegangan tinggi seperti mengalir ke telapak tangan Mas Dikonthole yang terbuka, Keadaan yang benar-benar tak tahu jika di dalam ruangan Masjid Merah tengah berlangsung pertemuan para wali. Sebelum dirinya mulai meditasi, dia melihat kedalam ruangan dalam Masjid Merah, yang terkunci rapat sepanjang tahun dan konon katanya hanya dibuka satu tahun sekali itupun harus menggunakan rangkain persyaratan ruangan yang tak begitu luas, disana dia melihat seperi kerumununan orang yang tengah bersidang dengan meja besar yang asyiknya mereka bersidang, membahas permasalahan dan problematika umat, sepertinya mereka tak memperdulikan kehadiran Mas Dikonthole yang mengamati mereka. Sambil menghela nafas Mas Dikonthole bersiap untuk sholat wali,yang sepertinya masih terus berlangsung hingga kinidiMasjid hanya ilusi ataukah benar terjadi ?. Kembali Mas Dikonthole hanya mengkhabarkan apa adanya, terserah sidang pembaca memaknai. Diirnya hanya mampu bersyukur,dapat menyaksikan pertemuan itu diahanya uluk salam saja, tanpa bermaksud mengganggu pertemuan para wali yang tengah berlangsung salamnya seakan diacuhkan saja oleh mereka yang tampak sedang serius semakin jelas, ada sembilan wali yang tengah berdialog di dalam ruangan. Dan disekitarnya ada beberapa santri yang duduk bersila sambil berdzikir. Jumlahpara santri kurang lebih dua puluhan. Ya, sepertinya nuansa berabad-abad yang lalu tengah terjadi disitu, dihadirkan dimata batin Mas Dikonthole. Apakah memang kebetulan ataukah sengaja diperlihatkan kepada Mas Dikonthole, dia tak tahu itu. Dengan rasa takjum dirinya hanya menyapa mereka dalam hatinya. Kemudiandia tak mau mengganggu mereka lagidilaksanakanlah sholat seperti biasa saja. Sholat sunnah masjid yang kemudian diteruskan dengan sholat ashar, sholat yang khusuk. Namun kejadiannya, sungguhtidak disangka, jika kemudian merekasecara bersama-sama menghampirinya. Bersamamenemui Mas Dikonthole dan kemudian memberikan sesuatu. Kitab berukuran kecil sekali dengan diameter cm x 1 kejadian luar biasa yang diceritakan dimuka, dimana Mas Dikonthole tersegah menerimanya. Kitab kecil ini begitu diletakan ditangan Mas Dikonthole seperti melebur , menghablur seperti cahaya kecil, yang perlahan-lahan, mengalirmasuk ke dalam badan melalui tangan sementara tangan kanan sang wali berada pada jarak 5 cm diatas telapak tangan Mas Dikonthole. Memberikan tekanan luar biasa agar benda kecil itu dapat masuk ke dalam aliran listrik ribuan kilovolt menerjangsyaraf. Sungguh urat syarafnya selesai rasa sakit yang menerjang, sang wali berbisik lagi, “Aku berikan rahasi a sunnah..” Dan ..blam..blam…badan Mas Dikonthole oleng, kesadarannya menghablur. Hal yang sama terulang kembali, kitab yang ukurannya sama. Dua kitab hikmah diberikan sekaligus dalam hitungan detik,yang satu melalui tangan kanan dan yang satunya lagi melalui tangan kirinyamaka bayangkanbagaimana rahsanyaenergi yang menerjang badan. Sekuat tenaga dirinya mempertahankan posisi duduk bersilanya, badanya bergoyang kesana kemari, tangannya seperti tak kuasa menahan sesuatu. Hampir saja dia berteriak saking tak kuatnya menahan berat dan rahsa yang menghujam, namun seperti ada bisikan halus yang menentramkannya. Energi halus danlembut tu sepertimeliputi danmenahannya,seperti kabut tipis diseputar badan,sejuk sekali. Ya, dia masih berada dalam ruangan masjid. Apa jadinya jika dia berteriak. pasti akan mengagetkan orang yang tengah sholat itu tidaklah lama, mungkin kisaran 30 menit sampai satu jam, Mas Dikonthole tak tahu pasti. dalam kesadarannya dirinya mengalami gemblengan para wali berbulan-bulan lamanya. Kemudian saat semua sudah selesai, angin sepertinya kembali kepada keadaannya semula. Langit sudah tidak mendung lagi. Selesai prosesi, kemudian sang wali memberikan wejangan, agar dirinya mengamalkan seluruh ajaran kitab Al qur an dan sunnah. Hakekat dan hikmah sudah diajarkan, maka menjadi kewajiban Mas Dikonthole untuk menguraikan dan memaknai, juga mengkhabarkan. “Ugh…apakah itu ilusi ?. Lha kapan diajarkannya. Bukankah kejadiannya hanya berlangsung sebentar tidak sampai 30 menit dan juga dirinya tidak merasa kalau diajarkan sesuatu. Apakah maknanya.” Mas Dikonthole terus membantin, dengan kejadian atas peristiwa ini kemudian menjadi pertanyaan yang tidak habis-habisnya, kejadian apakah dan mengapa dirinya yang diberikan kitab itu ?. Bagaimana memaknainya. apakah dirinya harus belajar Al qur an sebagaimana para santrinya ?. Kalau itu sungguh Mas Dikonthole menyerah saja. Dia bukanlah ahli agama, dia hanya bisa sekedar baca Al qur an saja, itupun hasil belajar pada ustad kampung saja. Kalau sekarang hanya lulus iqro saja mungkin. Bagaimana harus memahami hikmah rahasia Al qur an dan sunnah yang begitu besar ?. Mimpi tersebut benar-benar sangat membekas, dan menjadi beban yang tak berkesudahan. Sebab setelahnya, seperti ada sesuatu yang menuntut dirinya harus terus mengkaji makna demi makna atas peristiwa perjalanan spiritualnya. Hikmah kejadian demi kejadian yang terus mendamparinya. Sepanjang lakunya berspiritual, mengelilingi nusantara ini. Siapakah yang memberikan kitab hikmah tersebut ?. Benarkah kitab itu real adanya ?. Ataukah dirinya hanya berjalannya waktu, dirinya benar-benar diajarkan hikmah melalui pengajaran alam. Bagaimana kemudian dirinya mampu membaca simbol-simbol yang digunakan dalam al qur an, bagaimana juga kemudian dirinya meyakini tanda-tanda alam. Bagaimana dirinya diajarkan bahasa alam , diajarkan bahasa al qur an melalui bahasa alam itu sendiri. Kemudian pada gilirannya dirinya juga mengerti makna agama alam, mengerti hakekat agama Islam. Agama alam, agama Islam, dan sunatulloh sepertinya semua dalam rangkaian yang tali temali yang saling menjelaskan keadaannya. Semua dalam bahasa simbol. Bagaimana bisa terjadi ?. Apakah yang dimaksudkan kitab hikmah’ adalah seperti itu ?.Semua pertanyaan benar-benar menghabiskan sepanjang perjalanan spiritualnya, rasa gundah, rasa penasaran, rasa ingin tahu, dan rasa-rasa sang wali hanya ilusi saja ?.Dan sebagainya, dan sebagainya. Namun sepertinya tidak, bagaimana dirinya mengerti hikmah ?. Maka Mas Dikonthole seperti yakin sekali akan penglihatannya, kesadaran ghaibnya tidak mengingkari adanya sosok wali yang menemuinya dalam kesadaran Mas DikontholeMasjid Merahtersebut memang masih menjadi tempat pertemuanpara dahulu hingga kini. Namun bukankah mereka semua sudah meninggal. Sesungguhnya wali-wali Allah tidaklah mati mereka hdup disis-Nya.“ Itulah yang diyakini Mas Dikonthole dari berita al qur an. Maka benarkah keadaan diri mereka seperti yang dilihat Mas Dikonthole. Sepertinya keadaan masa lalu yang tidak berubah ?. Walohualam Mas Dikonthole meyakini, bahwa Yaitu sebagaimana memang pawa wali, jaman dahulu menggunakan Masjid Merah itu untuk pertemuan utama, menggelar pertemuan rahasia di Masjid Merah ini. Dan apakah hanya Mas Dikonthole saja yang menjadi saksi ?. Jika benar, sungguh nikmat luar biasa yang dianugrahkan Tuhan pada ini merupakan sebuah masjid berumur sangat tua yang didirikan pada tahun 1480 oleh Syarif Abdurrahman atau Pangeran Panjunan. Ia adalah seorang keturunan Arab yang memimpin sekelompok imigran dari Baghdad, dan kemudian menjadi murid Sunan Gunung Merah Panjunan ini berumur lebih tua dari Masjid Demak, Masjid Menara Kudus dan Masjid Sang Cipta Rasa. Sebelum dikenal dengan nama Masjid Merah Panjunan, dulunya Masjid ini bernama Al Athyang yang berarti dikasihi. Pengaruh penggunaan material bata merah yang dominan terutama pada bangunan pagarnya ini lebih menyerupai bangunan candi atau Pura yang umum digunakan pada masa permulaan Islam terus menerawang, Mas Dikonthole bersiap untuk prosesi. Jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Namun apa yang terjadi. Tiba-tiba pintu gerbang dibuka dari arah depan, sepertinya sang juru kunci akan masuk. Berdebarlah dada Mas Dikonthole,"Waduh, bisa dipenjara dirinya nanti.."bisiknya dalam hati. sesaat kemudian dia berdoa kepada Allah. Benarlah apa yang ditakutkannya. Bersama dua orang satuan kemanan sang juru kunci menghampiri tempat duduk Mas Dikonthole dan kemudian Mas Dikonthole digelandang ke salah satu ruangan masjid. Entah berapa banyak pertanyaan dilontarkan, badan Mas Dikonthole sudah mulai panas dingin. Syukurlah kemudian setelah diperiksa identitasnya, dan kemudian menjelaskan maksud dirinya bermsalam, sang juru kunci mengerti dan hal yang belum pernah terjadi katanya, biasanya jika ada yang menerobos tanpa ijin ke masjid ini bisa dipidana. Masjid ini sudah dilindungi undang-undang purbakala. Bersyukurlah Mas Dikonthole sebab akhirnya sang juru kunci mau menemani Mas Dikonthole menginap di masjid. Malam sudah menunjukan pas jam 12 malam maka mulailah dilaksanakan prosesi. Mas Dikonthole sholat sunnah, hajat, tobat, kemudian diam dalam waktu yang lama. Entah pengajaran apa yang tengah dialaminya di masjid itu. Beberpa sosok berjubah bergantian menghampiri, mengajarkan pengajaran ghaib yang sulit diceritakan disini. Satu persatu para wali mengajarkan kepada kesadaran Mas Dikonthole. Hingga tak sadar waktu sudah menujukkan pagi, adzan subuh sudah bergema di masjid Dikonthole, tergugah dari meditasinya, rasanya pembelajaran para wali cukup membekas, namun dirinya sendiri tidaklah mengerti, atas apa yang diajarkan. Sungguh membingungkan sekali. seperti proses diinput program-program saja. Program yang terasa manfaatnya jika digunakan. Maka dengan hati yang masih penuh tanda-tanya, diaksanakannya shlat berjamaah di masjid ini. Nuansa yang benar-benar tak mampu dilupakan. Bagaimana rahsanya jika kita satu jamaah dengan para wali ?. Sunguhkah ini ?. Apakah bukan majinasi atau ilusi. He eh, entahlah. Semua hanya dalam kesadaran dan keyakinannya saja. Dirinya tak berharap agar orang lain percaya dengan apa yang dialaminya. Cukup dirinya saja yang menjadi saksi. Biarlah dia menyaksikan apa-apa yang disaksikan oleh para orang suci. Menjadi saksi kebenaran ayat-ayat Allah di muka bumi bisawab 1 2 3 Lihat Filsafat Selengkapnya
kisah perjalanan spiritual para wali allah